Login

Musuh Alami Hama Utama Pada Tanaman Kopi

Dipublikasikan pada 08 Juli 2019 15:57:15

Coffee Culture

Hama merupakan  hewan yang  mengganggu tanaman, sehingga perlu  tindakan  yang lebih lanjut agar kerugian tidak meningkat. Dalam pengendalian hama petani harus menerapkan prinsip PHT(pengendalian hama terpadu). Dalam PHT, pengendalian hama dimulai dengan cara pengendalian hayati terlebih dahulu. Pengendalian secara kimiawi dilakukan jika populasi hama telah memperlihatkan akan terjadi kerugian dalam usaha pertanian. Adapun pengendalian hayati yaitu pengendalian dengan pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan populasi hama.

Kopi termasuk  tanaman yang rentan hama. Seperti kasus yang terjadi pada bulan September 2017. Dilansir dari Kontan, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto menyatakan bahwa  terjadi penurunan produksi kopi rata-rata 25% - 30%. Hal tersebut disebabkan karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan  hama yang menyerang kebun kopi.

Berikut beberapa hama yang menyerang tanaman kopi dan musuh alaminya :

  1. Hama penggerek buah
    Penggerek buah kopi (PBKo) yaitu Hypothenemus hampei sangat merugikan, karena mampu merusak biji kopi dan sering mencapai populasi yang tinggi. Kumbang betina menyerang buah kopi yang sedang terbentuk, dari 8 minggu setelah berbunga sampai waktu panen.

    Kumbang betina menggerek ke dalam biji kopi dan bertelur sekitar 30 -50 butir. Telur menetas menjadi larva yang menggerek biji kopi. Larva menjadi kepompong di dalam biji. Dewasa (kumbang) keluar dari kepompong. Jantan dan betina kawin di dalam buah kopi, kemudian sebagian betina terbang ke buah lain untuk masuk, lalu bertelur lagi. Jantan tidak bisa terbang sehingga tetap di dalam buah tempat lahirnya sepanjang hidup. Buah yang terserang akan berwarna coklat dan selanjutnya berwarna hitam.

    Ada beberapa musuh alami  hama penggerek buah pada kopi yaitu  tawon  cephalonomia, capung, semut rangrang, dan beberapa jenis laba – laba. Musuh tersebut berperan sebagai predator. Tawon cephalonomia memangsa PBko ketika berbentuk larva. Sedangkan semut rangrang dan laba - laba memangsa PBKo ketika sudah berbentuk kumbang. Untuk menambah populasi semut rangrang dapat dilakukan dengan cara menaruh binatang mati disekitar tanaman kopi. Sedangkan populasi tawon dan laba- laba dapat ditingkatkan dengan menanam tanaman bunga dipinggir tanaman kopi. Pengendalian menggunakan jamur Spicaria javanica mampu menginfeksi kumbang dewasa.

  2. Hama penggerek batang dan cabang
    Zeuzera coffeae Nietner disebut juga penggerek batang merah merupakan salah satu hama penggerek batang kopi. Serangga ini menyebabkan kerusakan tanaman pada saat stadium larva. Larva Z. coffeae  umumnya membuat lubang gerekan pada bagian batang, tetapi dapat juga ditemukan pada bagian ranting/cabang tanaman kopi. Lubang yang terbentuk, semacam  terowongan, mengakibatkan batang yang terserang menjadi rapuh/mudah patah, layu atau bahkan kering dan mati karena distribusi hara dan air terganggu.

    Pengendalian  hama dapat dilakukan dengan penanaman tanaman penyangga, seperti talas atau ubi jalar. Metodenya  menggunakan ajir dengan ketinggian tertentu sehingga dapat membantu membatasi penyebarluasan hama. Musuh alami dari hama ini yang berfungsi sebagai predator yaitu semut dan burung pelatuk. Sedangkan Beauveria bassiana dapat menginfeksi hama tersebut.

  3. Kutu Hijau
    Kutu hijau adalah serangga yang tidak dapat berpindah tempat selama fase hidupnya. Hama ini menyerang pada cabang dan  ranting pohon kopi. Salah satu tanda adanya kutu hijau adalah adanya  semut gramang. Hama ini lebih sering terlihat pada musim kemarau dan dataran rendah. Kutu ini menyerang dengan cara menghisap cairan daun dan cabang dan menyebabkan daun kuning dan mengering. Kutu hijau hidup secara menggerombol dibawah permukaan bawah daun.

    Daur hidupnya dimulai dari telur yang berada dibawah badan betina. Kutu betina dapat bertelur sampai ratusan butir. Waktu yang dibutuhkan dari bertelur sampai menetas adalah 45-65 hari. Telur yang menetas menjadi nimfa dan berada dibawah induknya cukup besar untuk hidup terpisah. Sebagian besar kutu berkelamin betina sedangkan pada koloni yang besar baru ditemukan yang berkelamin jantan.

    Musuh alami yaitu kumbang  helm sebagai predator, memangsa ketika kutu sudah dewasa.  Kumbang helm biasanya hinggap di bunga keningkir. Jamur Lecanicillium lecanii dapat menginfeksi hama kutu hijau. Jamur tersebut dapat menyebabkan kematian kutu hijau hingga 90%.

  4. Kutu Putih
    Kutu putih merupakan hama yang menyerang tanaman kopi dengan mulut yang seperti jarum. Kotoran kutu putih mengandung gula yang berasal dari tanaman, jika kotoran tersebut berjamur maka dapat merusak daun dan menghalangi sinar matahari yang seharusnya diserap oleh daun untuk proses fotosintesis. Daur hidupnya dimulai dari kutu betina yang menghasilkan telur 200- 450 butir. Telur menetas menjadi nimfa, nimfa menghisap cairan tanaman dan berganti kulit beberapa kali kemudian menjadi dewasa. Kutu betina berbentuk oval, banyak lilin putih dibagian badannya, terdapat ekor, tidak bersayap, hidup sekitar1-2 bulan. Kutu jantan badan lebih kurus, antena agak panjang, bersayap dan hidup 1-3 hari. Predator dari hama kutu putih yaitu  tawon parasit, kumbang kubah, dan lalat jala. Musuh alami tersebut dapat dipertahankan di tempat budidaya dengan menanam bunga keningkir kuning seperti pada kutu hijau.
  5. Nematoda
    Nematoda adalah sejenis cacing bulat yang kedua sisinya simetris dan biasanya hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Menurut Mustika 2003, secara umum siklus hidup nematoda parasit berlangsung selama 25-35 hari, bergantung pada jenis nematoda, tanaman inang, keadaan lingkungan tanah (suhu, kelembaban, tekstur).

    Nematoda menyerang akar kopi, terutama akar serabut  yang berfungsi menyerap nutrisi dan air. Akar  yang terserang menjadi rusak, bentuk coklat luka terutama saat musim kemarau,  gejala  yang terlihat yaitu daun menguning dan tanamannya mati. Gejala lainnya tanaman terlihat kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang utama lebih kecil, daun yang lebih tua menjadi kuning secara bertahap dan akhirnya jatuh.

    Pengendalian nematoda dengan cara memanfaatkan tanaman, seperti marigold, rumput Guatemala, dan kara benguk. Tanaman tersebut menghasilkan senyawa beracun bagi nematoda. Pengendalian secara biologi dengan memanfaatkan jamur Pasteuria penetrans yang berfungsi sebagai parasit.(ame)