Potensi keuntungan dari bisnis telur puyuh ternyata tidak sekecil telurnya. Setiap ekor burung puyuh bisa menghasilkan satu ekor telur per hari, sejak usia 45 hari sampai sekitar 1,5 tahun.
Puyuh cukup mudah dibudidayakan. Asal telaten merawat setidaknya 4 jam tiap hari, burung puyuh bisa sehat dan produktif. Burung puyuh dibiarkan makan sesukanya, jadi tempat pakan tidak boleh dibiarkan kosong. Tempat pakan sebaiknya diisi setiap 2 hari sekali. Pakan dan minum diberikan waktu pagi hari.
Potensi pasar telur puyuh cukup baik. Telur puyuh menjadi pilihan untuk sumber protein hewani yang lebih terjangkau daripada telur ayam. Satu butirnya dijual dengan harga sekitar Rp 300 hingga Rp 500, dan dengan mengkonsumsi tiga butirnya, kita bisa mendapatkan protein setara 1 butir telur ayam.
Dilansir dari poultryindonesia.com, permintaan telur puyuh masih sangat tinggi, khususnya di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Dari 16,5 juta butir telur puyuh yang diminta per minggunya, saat ini baru bisa menyuplai sebanyak 3,5 juta butir.
Untuk yang ingin memulai bisnis telur puyuh, berikut perkiraan biaya dan potensi keuntungannya, jika beternak 1000 ekor burung puyuh
Modal awal
Sangkar produksi, 5 unit @ 1 juta
= Rp. 5.000.000
Puyuh betina siap bertelur (usia 30 hari), 1000 ekor @ 10.000
= Rp.10.000.000
Biaya harian
Vitamin = Rp.15.000
Pakan puyuh bertelur, 22 kg @ Rp 7.000 =Rp.154.000
Total biaya harian = Rp. 169.000
*Sebagai modal awal, sebaiknya mengalokasikan dana untuk biaya vitamin dan pakan di 30 hari pertama. Sehingga akan menambah modal awal sebesar
30 x Rp 169.000 = Rp 5.070.000
Pendapatan harian
Produksi telur = 80% x 1000 ekor = 800 butir
Harga per butir = Rp 400
Pendapatan harian = Rp 320.000
Potensi keuntungan
Harian
= Rp 320.000 – Rp 169.000 = Rp 151.000
Bulanan
30 hari x Rp 151.000 = Rp 4.530.000
Penghasilan tambahan setelah 1,5 tahun
Burung puyuh usia 1,5 tahun = 1000 @Rp 5000
= Rp 5.000.000