Login

Mengenal Anggur “Lokal” Indonesia

Dipublikasikan pada 26 Agustus 2020 13:20:23

Berita & Artikel

Buah anggur merupakan salah satu buah yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Rasanya yang cenderung manis, bercampur dengan sedikit rasa asam dan kandungan air yang banyak, membuatnya sering dijadikan campuran dalam salad buah.

Tidak hanya manis, anggur ternyata menyimpan beragam manfaat untuk kesehatan. Anggur mengandung berbagai senyawa antioksidan yang membantu mencegah dan melawan berbagai penyakit akibat radikal bebas, seperti penyakit jantung dan kanker. Semakin tua warna anggur, semakin tinggi kandungan antioksidannya.

Konon, buah anggur berasal dari wilayah Timur Tengah. Kemudian pada sekitar abad 18, pemerintah kolonial Hindia - Belanda memperkenalkan anggur ke Indonesia. bawa benih anggur masuk ke Indonesia. Namun, anggur baru mendapat perhatian dan mulai dikembangkan sekitar tahun 1980-an.

Memang pada awalnya semua benih anggur berasal dari negara lain. Dari puluhan varietas anggur yang masuk ke Indonesia, baru beberapa yang ditanam  dan dikawinsilangkan, kemudian berhasil tumbuh dengan baik di iklim Indonesia. Anggur yang berhasil tumbuh dan dibudidayakan ini akhirnya disebut sebagai anggur lokal. Beberapa di antaranya sudah diluncurkan sebagai varietas unggulan, mulai dari yang berwarna kuning, hingga ungu kehitaman.

Kediri Kuning (Yellow / Green Belgie)
Kulit luarnya berwarna kuning atau kuning kehijauan. Sedangkan dagingnya berwarna transparan kekuningan. Dengan kadar gula antara 18,9 – 20,1 oBrix dan kadar asam 0,5%, anggur ini memiliki rasa cukup manis, sehingga digemari untuk dikonsumsi sebagai buah segar. Buahnya tidak terlalu besar, yaitu berdiameter sekitar 1,7 – 1,9 cm.

Bali (Alphonse Lavallee)
Anggur ini memiliki kulit tebal berwarna coklat kehitaman, tapi dagingnya lembut berwarna merah kecoklatan. Anggur ini bisa beradaptasi dengan baik pada daerah tropis. Meski rasanya tidak terlalu manis, anggur bisa dikonsumsi sebagai buah segar atau diolah menjadi wine.



Probolinggo Biru 81
Buahnya cenderung berbentuk bulat, dengan warna merah kehitaman ketika matang. Rasanya seimbang antara asam dan manis, dengan aroma tidak terlalu tajam.

Jestro Ag5 (Isabella)
Isabella memiliki warna kulit ungu kehitaman, tapi daging buahnya bening. Anggur ini memiliki kadar asam 1,3%, tapi kandungan vitamin C nya cukup tinggi, yaitu sekitar 33 mg per 100 gram. Anggur ini juga banyak diolah menjadi sari buah dan wine.

Jestro Ag45 (Caroline Black Rose/CBR)
Tidak terlalu berbeda dengan Isabella, anggur CBR  juga memiliki kulit buah berwarna ungu kehitaman. Perbedaannya terletak pada bentuk buahnya yang lebih bulat, dan kadar asam yang lebih rendah.

Jestro Ag86
Warnanya mirip dengan anggur Kediri, yaitu hijau  kekuningan, dengan daging berwarna krem transparan. Kadar gulanya sedikit lebih tinggi daripada anggur Kediri.

Jestro Ag60 (Maroo Seedless)
Buahnya cenderung elips memanjang, dan berwarna ungu tua ketika masak. Bahkan daging buahnya juga berwarna krem keunguan. Sekilas mirip dengan anggur Bali, tapi buah anggur yang satu ini tidak memiliki biji, sehingga dinamakan Maroo seedless

Prabu Bestari (Red Prince)
Konon bibit anggur ini berasal dari Australia. Rasa manisnya tidak kalah dari anggur impor yang sebagian besar juga berasal dari Australia. Bentuknya tidak bulat sempurna, bahkan beberapa terlihat cukup lonjong. Ukuran per butirnya cukup besar, yaitu berdiameter sekitar 0,9 – 2,4 cm. Warnanya hijau ketika masih muda, tapi berubah menjadi merah gelap ketika matang. Daging buahnya berwarna krem atau kekuningan dan agak transparan.

Probolinggo Super (Cardinal)
Cardinal memiliki warna buah kemerahan dan mengkilat. Buah berukuran besar dengan ukuran sekitar 2,2 cm dan memiliki rasa manis. Daging buah tebal dan kenyal dan hampir tanpa biji.

Janetes SP 1
Varietas anggur terbaru keluaran Litbang Kementerian Pertanian ini memiliki warna hijau kekuningan. Daging buahnya tidak lunak dan cenderung kesat, tapi tetap memiliki rasa manis.

Sentra anggur di Indonesia saat ini berada di Provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Beberapa desa membuat kebun anggur dan menjadikannya daya tarik wisata, seperti bisa ditemukan di Kabupaten Bantul, Blora, dan Kota Palu. (vno)