Login

Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi Melalui Diversifikasi Pangan

Dipublikasikan pada 22 April 2020 12:55:51

Berita & Artikel

Kebutuhan pangan tiba-tiba melonjak tinggi karena kepanikan masyarakat menghadapi Covid-19. Lonjakan ini terjadi hampir di seluruh dunia. Akibatnya, prioritas utama setiap negara adalah untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, termasuk Indonesia.

Padahal beberapa bahan pangan di Indonesia masih sangat tergantung pada impor.Produk pangan impor tidak bisa menjamin kecukupan pangan di Indonesia, karena sangat beresiko untuk dihentikan ataupun terjadi lonjakan harga. Kelangkaan beberapa bahan pangan membayangi Indonesia, di antaranya beras, gula, dan kedelai.

Hal ini perlu diantisipasi dengan beralih pada bahan pangan lainnya yang memiliki gizi serupa.Selain untuk memastikan gizi masyarakat tercukupi, konsumsi bahan pangan lokal juga menjadi upaya untuk menumbuhkan kecintaan pada produk dalam negeri.

Setidaknya ada 3 gizi makro yang harus terpenuhi, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak/minyak. Selain itu, vitamin dan mineral dari beragam sayur dan buah juga penting untuk meningkatkan pertahanan terhadap infeksi Covid-19. Kekurangan gizi bisa menyebabkan tubuh mudah sakit.

Berikut beberapa bahan pangan lokal yang sebaiknya mulai jadi pilihan lain untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga.

Sumber Karbohidrat

  1. Ketela
    Ketela, baik ketela rambat atau ketela pohon, bukan makanan yang asing untuk orang Indonesia, tapi jarang dikonsumsi karena dianggap kurang berkelas. Padahal sebagai sumber karbohidrat, ketela lebih baik daripada nasi putih karena memiliki indeks glisemik rendah. Artinya, ketela tidak mudah menaikkan gula darah sehingga relatif lebih aman untuk penderita kencing manis (diabetes).

    Ketela cukup diolah sederhana sebelum bisa dimakan, seperti dikukus, direbus, atau digoreng. Namun bisa juga diolah menjadi berbagai panganan, seperti tiwul, kue, bubur, dan sebagainya. Beberapa produk instan atau siap makan berbahan dasar ketela juga mudah ditemukan, di antaranya tiwul instan, keripik ketela, dan sebagainya. Ketela yang belum dimasak juga bisa disimpan cukup lama, asalkan berada di tempat yang kering.

  2. Kentang
    Kentang memang bukan tanaman asli Indonesia, tetapi saat ini kentang sudah menjadi bagian dari kuliner Indonesia. Rasa kentang yang mudah dipadukan dengan berbagai bumbu asli Indonesia, membuatnya mudah diterima. Kentang dapat diolah sebagai makanan utama, misalnya bubur atau kentang kukus, menjadi lauk pauk seperti perkedel kentang, atau camilan seperti donat.

  3. Sagu
    Sagu lebih dikenal oleh orang Indonesia yang tinggal di wilayah timur, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Sebelum mengenal beras, masyarakat di Indonesia bagian Timur mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok. Di Papua dan Maluku, sagu diolah menjadi papeda yang merupakan makanan khas di sana.  Sagu bisa juga dijadikan camilan seperti sagu lempeng dan sagu bakar kelapa.

  4. Pisang
    Tidak seperti tiga bahan pangan di atas, pisang lebih dikenal sebagai sumber vitamin B dan vitamin C. Tidak banyak yang tahu kalau pisang juga mengandung karbohidrat cukup tinggi. Kandungan karbohidrat dalam 2 buah pisang berukuran sedang setara dengan 100 gram nasi putih. Selain juga kaya dengan vitamin, pisang juga kaya serat, sehingga manfaat yang diperoleh dengan mengonsumsi pisang lebih besar daripada mengonsumsi nasi putih saja.

Sumber Protein Nabati

  1. Kacang-kacangan
    Semua hasil pertanian berupa kacang-kacangan sebenarnya mengandung protein, sehingga protein nabati tidak harus dipenuhi dari tempe dan tahu. Ada banyak pilihan kacang-kacangan di Indonesia, di antaranya kacang panjang, buncis, kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, kacang koro, dan sebagainya.
  2. Jamur
    Orang sering lupa kalau bahan makanan yang satu ini juga kaya protein. Jamur memang lebih sering dianggap sebagai sayur, tapi kandungan proteinnya sebenarnya bisa disandingkan dengan telur ayam. Dikutip dari Jurnal Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bulan Januari 2008, dalam 100 gram jamur tiram mengandung 46,0 gram asam amino atau protein. Jumlah ini hampir sepadan dengan kandungan asam amino dalam telur ayam yaitu 47.1 gram /100 gram. Jamur bahkan sering jadi pengganti daging untuk makanan-makanan vegetarian. Air rebusannya juga bisa dimanfaatkan sebagai kaldu.

    Jamur relatif mudah dibudidayakan, bahkan di skala rumah tangga. Beberapa jenis jamur yang bisa tumbuh di Indonesia antara lain jamur tiram, jamur merang, jamur enoki, dan jamur kuping.

Sumber Protein Hewani

Tidak diragukan lagi, ikan mengandung protein yang baik untuk tubuh. Tidak harus ikan-ikan laut, bahkan ikan air tawar, seperti bandeng, lele, mujaer, patin, dan sebagainya, pun mengandung protein. Ikan dengan gizi terbaik adalah ikan yang segar, bukan ikan yang diasinkan atau dikeringkan.

Sumber Minyak

Konsumsi minyak atau lemak tidak harus dipenuhi lewat makanan-makanan yang digoreng, karena kebutuhan minyak/lemak manusia sebenarnya kecil. Minyak dan lemak juga bisa dipenuhi dari konsumsi buah atau tanaman yang kaya minyak, seperti santan, kacang tanah. Ikan laut juga mengandung minyak tak jenuh yang baik untuk tubuh.(ssi)