Login

Potensi Dan Peluang Usaha Budidaya Porang

Dipublikasikan pada 15 Januari 2020 11:20:15

Berita & Artikel

Popularitas porang melonjak sejak Paidi, warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang mengubah nasibnya dari seorang pemulung menjadi miliader berkat menekuni budidaya tanaman porang. Dalam setahun saja Paidi dapat menghasilkan 800 juta lebih dalam lahan 1 hektar. Kisah tersebut menjadi inspirasi sekaligus motivasi yang mendorong Jatim hingga saat ini menjadi sentra porang dengan nilai ekspor yang fantastis. Data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Balai Desa Karantina Pertanian Surabaya menyebutkan ekspor porang mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun 2017 sebanyak 4,3 ton porang kering senilai 61 miliar diekspor dan pada 2018 jumlahnya meningkat menjadi 5,5 ton dengan valuasi senilai 77 miliar. Sementara pada semester pertama tahun 2019 ekspor porang kering sudah mencapai 3,7 ton dengan nilai 51 miliar. Selain Jawa Timur, Jawa Tengah juga melakukan ekspor komoditas porang mentah ke Tiongkok sebanyak 60 ton atau setara dengan 1,2 milyar sehingga menggenapkan eksportasi porang Jateng sebanyak 509 ton sejak awal Januari hingga pertengahan November 2019.

Jika diakumulasikan, menurut Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil, tren peningkatan ekspor porang secara nasional yang tercatat hingga Oktober 2019 mencapai 11,3 ribu ton dengan nilai ekonomi 226,4 milyar jika dibandingkan tahun 2018 yakni 11 ribu ton dengan nilai 220 milyar. Fantastis bukan? China, Vietnam, Jepang, Korea, Thailand, Hongkong, dan Pakistan merupakan negara-negara yang menjadi importir porang dari Indonesia.

Meski jumlah produksi dan nilai ekonomi tersebut sangat fantastis, ternyata jumlah produksi porang belum mampu memenuhi permintaan pasar secara keseluruhan. Kondisi ini menjadi peluang emas untuk mulai membudidayakan porang. Berikut adalah perkiraan analisis usaha budidaya tanaman porang. Perlu diingat bahwa porang dapat memberikan 2 hasil ditiap pohonnya, umbi porang dan bibit katak (sebagai bonus).

Biaya Produksi


Dalam 1000 m2 diperlukan 3000 butir katak dengan perkiraan jarak tanam 30 cm x 100 cm. Dalam 1 kg diasumsikan terdapat 150 butir bibit katak, sehingga diperlukan sekitar 20 kg untuk 1000 m2. Dalam 1 tahun porang dapat menghasilkan berat 2kg dengan harga pasar rata-rata 10rb.

Panen Umbi Porang
= berat umbi porang x harga umbi porang / kg x jumlah pohon
= 2 kg x 10.000 / kg x 3000 pohon = 60.000.000

Laba Umbi Porang
= hasil panen – biaya produksi
= 60.000.000 – 8.530.000
= 51.470.000

Setiap pohon porang, dalam setahun dapat menghasilkan sekitar butir 6 katak. Dalam 1 kg terdapat 150 butir katak dengan asumsi harga 150.000 / kg

Panen Katak
= jumlah katak tiap pohon x jumlah pohon : jumlah katak dalam 1 kg x harga kata per 1 kg
= 6 x 3000 : 150 / kg x 150.000 / kg
= 18.000.000

Keuntungan Total
= laba umbi porang + panen katak
= 51.470.000 + 18.000.000
= 69.470.000